Rian (8) Harus Merawat Ibu yang Lumpuh, Karena Ayah Pergi Entah Kemana

Dengan sepatu yang telah usang dan seragam yang lusuh, Rian harus berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki 3 KM demi sebuah cita-cita membahagiakan ibunya yang lumpuh.

Mardian adalah sosok anak yang penuh dengan semangat, meskipun setiap pagi ia harus berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki sekitar 3KM dari rumahnya dengan sepatu yang sudah terlihat usang dan seragam yang telah lusuh, siswa yang duduk dibangku kelas 1 MI. Darul Al Muhajirin ini mempunyai cita-cita yang sangat tinggi karena itu ia tak pernah mengeluh dengan keadaanya.

Demi cita-citanya menjadi seorang manager, meskipun dengan kepolosannya ia belum mengetahui apa itu Manajer sebab yang ia bayangkan kerja dikantoran dengan baju rapih dan badan wangi"ungkapnya.

Cita-citanya bukan tanpa alasan tapi terdorong keinginan untu membahagiankan Ibunya yang kini sudah tidak berdaya dan harus menjalani hidup diatas kursi roda karena menderita kelumpuhan sejak 3 tahun silam.

Semenjak ibunya melahirkan adik nya mengalami kecelakaan jatuh dan tidak tertangani secara medis sehingga mengalami kelumpuhan, sedangkan Ayahnya kini harus meninggalkan keluarga karena keadaan. 

Kini Rian harus bergantung kepada kakeknya yang sudah mulai tidak produktif karena usianya yang telah lanjut, kakenya sendiri hanyalah seorang penarik jasa ojek pangkalan didaerah kranggan Bogor dengan penghasilan yang tidak menentu, kadang pulang bawa uang kadang dengan tangan kosong.

Apalagi dimasa pandemi covid-19 ini sangatlah berdampak pada penghasilan kakeknya, Rian tidak bisa banyak menuntut untuk kebutuhan pendidikanya karena ia sadar kakeknya bukan hanya memperjuangkan Rian seorang diri tapi masih ada keluarga lain seperti Nenek, Ibu ,Kakak dan adiknya.

Sedangkan Neneknya sudah tidak bisa bekerja karena sudah tak mampu. Kini rian harus pasrah dengan keadaan,jangankan untuk membeli seragam dan sepatu baru, untuk baju seragam sekolah saja belum pernah dia miliki.

Kini Rian hanya tinggal memiliki semangat untuk menggapai cita-citanya demi membahagiakan keluarga, karena dia tidak mau bernasib sama seperti kakak pertamanya yang hanya sekolah sampai kelas 5 SD.

Disclaimer :

Rian merupakan salah satu dari puluhan ribu bahkan ratusan anak Dhuafa dengan latar belakang keluarga yang kurang mampu. Fundraising ini adalah bagian dari program pendidikan Rumah Yatim yang berfokus dalam membantu anak Yatim dan Dhuafa agar dapat bersekolah. Donasi yang terhimpun tak hanya untuk biaya Rian melainkan untuk anak dhuafa lainnya dengan kondisi serupa.

Informasi lebih lengkap dapat menghubungi Yusica (0822-9519-2142)

www.rumah-yatim.org